POLARIZABILITAS
Polarisabilitas adalah
kemudahan suatu molekul untuk membentuk di pol sesaat atau untuk mengimbas
suatu molekul. Gaya tarik di pol dipole terjadi karna molekul yang sebaran
muatanny tidak simetris bersifat polar dan mempunyai dua ujung yang berbeda
muatan.
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita menemukan berbagai jenis zat yang partikelnya berupa molekul dan berbeda fasa.
Dalam fasa gas, pada suhu tinggi dan
tekanan yang relatif rendah (jauh di atas titik didihnya), molekul-molekul
benar-benar berdiri sendiri, tidak ada gaya tarik antarmolekul. Akan tetapi, pada suhu yang relatif rendah dan tekanan yang
relatif tinggi, yaitu mendekati titik embunnya, terdapat suatu gaya
tarik-menarik antarmolekul. Gaya tarik menarik
antar molekul itulah yang memungkinkan suatu gas dapat mengembun (James
E. Brady, 1990).
Molekul-molekul dalam zat cair atau dalam zat padat diikat oleh gaya
tarikmenarik
antar molekul. Oleh karena itu, untuk mencairkan suatu zat padat atau untuk menguapkan suatu zat cair diperlukan
energi untuk mengatasi gaya tarik-menarik antar molekul. Makin kuat gaya
tarik antar molekul, makin banyak energi
yang diperlukan untuk mengatasinya, maka semakin tinggi titik cair atau
titik didih.
Ø Gaya Tarik-Menarik Dipol Sesaat – Dipol Terimbas (Gaya
London)
Antarmolekul
nonpolar terjadi tarik-menarik yang lemah akibat terbentuknya dipol sesaat.
Pada waktu membahas struktur elektron, kita mengacu pada peluang untuk
menemukan elektron di daerah tertentu pada waktu
tertentu. Elektron senantiasa bergerak dalam orbit. Perpindahan elektron
dari suatu daerah ke daerah lainnya
menyebabkan suatu molekul yang secara normal
bersifat nonpolar menjadi polar, sehingga terbentuk suatu dipol sesaat.
Dipol yang terbentuk dengan cara itu disebut dipol sesaat karena dipol
itu dapat berpindah milyaran kali dalam 1 detik. Pada saat berikutnya, dipol
itu hilang atau bahkan sudah berbalik arahnya. Suatu pada tahun 1928. Oleh karena
itu gaya ini disebut gaya
London (disebut juga gaya dispersi) (James E. Brady, 1990).
Kemudahan
suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul
disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (M r) dan bentuk molekul. Pada umumnya, makin
banyak jumlah elektron dalam molekul, makin mudah mengalami polarisasi. Oleh
karena jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul relatif, maka dapat
dikatakan bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London.
Misalnya, radon (Ar = 222) mempunyai titik didih lebih tinggi
dibandingkan helium (Ar = 4), 221 K untuk Rn dibandingkan
dengan 4 K untuk He. Molekul yang bentuknya
panj ang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan molekul yang
kecil, kompak, dan simetris. Misalnya, normal pentana mempunyai titik cair dan
titik didih yang lebih tinggi dibandingkan neopentana.
2. Gaya
tarik menarik Dipol-Dipol
Molekul yang sebaran muatannya tidak simetris,
bersifat polar dan mempunyai dua ujung yang
berbeda muatan (dipol). Dalam zat polar, molekulmolekulnya cenderung
menyusun diri dengan ujung (pol) positif berdekatan dengan ujung (pol) negatif dari molekul di dekatnya. Suatu gaya
tarik-menarik yang terjadi disebut gaya
tarik dipol-dipol. Gaya tarik dipol-dipol lebih kuat dibandingkan
gaya dispersi (gaya
London), sehingga zat polar cenderung mempunyai titik cair dan titik didih
lebih tinggi dibandingkan zat nonpolar yang
massa molekulnya kira-kira sama. Contohnya normal butana dan aseton
(James E. Brady, 2000).
Gaya-gaya antarmolekul, yaitu gaya dispersi (gaya London)
dan gaya dipoldipol, secara
kolektif disebut gaya
Van der Waals. Gaya dispersi
terdapat pada setiap zat, baik polar maupun nonpolar. Gaya dipol-dipol yang
terdapat pada zat polar menambah gaya dispersi dalam zat itu. Dalam
membandingkan zatzat yang mempunyai massa
molekul relatif (Mr) kira-kira sama, adanya gaya dipol-dipol dapat menghasilkan perbedaan sifat yang cukup nyata.
Misalnya, normal butana dengan
aseton. Akan tetapi dalam membandingkan zat dengan massa molekul relatif
(Mr) yang berbeda jauh, gaya dispersi menjadi lebih penting. Misalnya, HCl dengan HI, HCl (momen dipol = 1,08) lebih polar
dari HI (momen dipol = 0,38).
Kenyataannya, HI mempunyai titik didih lebih tinggi daripada HCl. Fakta
itu menunjukkan bahwa gaya Van der Waals dalam HI lebih kuat daripada HCl.
Berarti, lebih polarnya HCl tidak cukup untuk mengimbangi kecenderungan
peningkatan gaya dispersi akibat pertambahan massa molekul dari HI.
meningkat, sehingga gaya Van der Waals juga
makin kuat. Akan tetapi, ada beberapa
pengecualian seperti yang terlihat pada gambar, yaitu HF, H2O, dan NH3. Ketiga senyawa itu
mempunyai titik didih yang luar biasa
tinggi dibandingkan anggota lain dalam kelompoknya. Fakta itu
menunjukkan adanya gaya tarik-menarik antarmolekul yang sangat kuat dalam senyawa-senyawa tersebut. Walaupun molekul
HF, H2O, dan NH3 bersifat polar, gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat
untuk menerangkan titik didih yang mencolok tinggi itu.
Perilaku yang
luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atas disebabkan oleh ikatan
lain yang disebut ikatan
hidrogen (James E. Brady, 2000). Oleh karena unsur F, O, dan N
sangat elektronegatif, maka ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom H
dalam senyawa-senyawa itu sangat positif. Akibatnya, atom H dari satu molekul
terikat kuat pada atom unsur yang sangat
elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul tetangganya .
Polarizabilitas merupakan kemudahan suatu senyawa untuk merubah
konformasi dari asimetris menjadi simetris atau dari non-pola menjadi polar. Hal ini dapat di aplikasikan dengan
kegiatan maserasi, pada saat menambahkan pelarut yang sesuai dengan sifat
senyawa yang akan di isolasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:E8wpMySDf1cJ:bebelajarkimiaasyik.blogspot.com/+&cd=12&hl=en&ct=clnk&client=firefox-b
Terima kasih materinya , disini saya ingin bertanya bagaimana membedakan polarizabilitas dengan gaya van der walls dengan mudah .
BalasHapusTerimakasih pertanyaannya ya..Polarizabilitas adalah kemampuan suatu senyawa nonpolar menjadi polar, sedangkan Gaya Van Deer Waalls adalah gaya antar satu molekul dengan tetangganya ya..trmksh
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih materinya sangat bermanfaat
BalasHapusIya, sama-sama ya..terimakasih
HapusTerimakasih materinya sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih kembali
HapusTerima kasih sangat bermanfaat
BalasHapusIya, baiklah..semangat ya..
HapusNurma, makasih untuk artikelmu.
BalasHapusTerimakasih..semangat ya..
Hapusterimakasih, materinya sangat jelas dan menarik
BalasHapusIya, terimakasih kembali..semoga bermanfaat ya..trmksh
Hapusterimaksih materinya sangat membantu..
BalasHapusTerimakasih saudari nurma atas uraiannya, oh ya bisa dijelaskan lebih spesifik apa saja yang mempengaruhi polarizabilitas ??
BalasHapusPengaruh polarizabilitas di antaranya adalah penambahan pelarut atau suatu senyawa yang mangakibatkan terjadinya gaya di pol..sehingga , senyawa nonpolar dapat menjadi polar ya..trmksh
Hapusterimakasih materi nya sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih atas pemaparan ilmunya
HapusTerima kasih atas materinya sangat bermanfaat :)
BalasHapusTerimakasih ya..semangat
HapusTerimakasih materinya sangat bermanfaat :)
BalasHapusTerimakasih ..semoga bermanfaat ya..
HapusTerima kasih materinya sangat bagus sebagai referensi dan membantu saya memahami materi ini :)
BalasHapusTerimakasih..semangat ya..
HapusTerima kasih atas pemaparannya
BalasHapusIya, sama-sama..terimakasih ya..
HapusTerima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali, apakah polarisabilitas terjadi disetiap interaksi antar molekul ?
BalasHapusTerimakasih pertanyaannya, Menurut saya..polarizabilitas terjadi pada senyawa yang mengalami interaksi dan terinduksi gaya Van deer walls, sehingga peristiwa momen dipol dan gaya dispersi dapat menyebabkan terjadinya polarizabilitas. Namun, tidak semua senyawa organik dapat mengalami polarizabilitas, dapat di tinjau dari Sifat molekul atau senyawanya ya..trmksh
HapusTerima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali, apakah polarisabilitas terjadi disetiap interaksi antar molekul ?
BalasHapusPostingannya bermanfaat sekali. Terimakasih.
BalasHapusTerimakasih..semangat ya..
HapusTerima kasih atas pemaparannya
BalasHapusTerimakasih kembali ya..
Hapusmasih bingung soal polarizabilitas bagaiman prosesnya ?
BalasHapusTerimakasih pertanyaannya. Polarizabilitas merupakan suatu kemampuan sebuah molekul atau senyawa nonpolar menjadi lebih polar. Hal ini dapat di sebabkan karena, penambahan pelarut ..sehingga terjadinya gaya van deer waall mengakibatkan senyawa simetris menjadi asimetris, inilah yang menyebabkan bentuk molekul berubah dan sifatnya menjadi lebih polar sungguh mungkin terjadi ya..terimakasih
HapusTerima kasih atas pemaparannya
BalasHapusTerimakasih kembali..
Hapusterima kasih atas materinya, ini sangat membantu
BalasHapusTrimakasih atas materinya.
BalasHapusSaya ingin bertanya. Polarisabilitas ini berubah menjadi gaya apa saja. Apa hanya gaya van deer waall.?
Trimakasih atas materinya.
BalasHapusSaya ingin bertanya. Polarisabilitas ini berubah menjadi gaya apa saja. Apa hanya gaya van deer waall.?