Selasa, 06 Desember 2016

Polarizabilitas



POLARIZABILITAS
       Polarisabilitas adalah kemudahan suatu molekul untuk membentuk di pol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul. Gaya tarik di pol dipole terjadi karna molekul yang sebaran muatanny tidak simetris bersifat polar dan mempunyai dua ujung yang berbeda muatan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan berbagai jenis zat yang partikelnya berupa molekul dan berbeda fasa. Dalam fasa gas, pada suhu tinggi dan tekanan yang relatif rendah (jauh di atas titik didihnya), molekul-molekul benar-benar berdiri sendiri, tidak ada gaya tarik antarmolekul. Akan tetapi, pada suhu yang relatif rendah dan tekanan yang relatif tinggi, yaitu mendekati titik embunnya, terdapat suatu gaya tarik-menarik antarmolekul. Gaya tarik menarik antar molekul itulah yang memungkinkan suatu gas dapat mengembun (James E. Brady, 1990).
Molekul-molekul dalam zat cair atau dalam zat padat diikat oleh gaya tarik­menarik antar molekul. Oleh karena itu, untuk mencairkan suatu zat padat atau untuk menguapkan suatu zat cair diperlukan energi untuk mengatasi gaya tarik-menarik antar molekul. Makin kuat gaya tarik antar molekul, makin banyak energi yang diperlukan untuk mengatasinya, maka semakin tinggi titik cair atau titik didih.
Ø  Gaya Tarik-Menarik Dipol Sesaat – Dipol Terimbas (Gaya London)
Antarmolekul nonpolar terjadi tarik-menarik yang lemah akibat terbentuknya dipol sesaat. Pada waktu membahas struktur elektron, kita mengacu pada peluang untuk menemukan elektron di daerah tertentu pada waktu tertentu. Elektron senantiasa bergerak dalam orbit. Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar, sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara itu disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat berpindah milyaran kali dalam 1 detik. Pada saat berikutnya, dipol itu hilang atau bahkan sudah berbalik arahnya. Suatu  pada tahun 1928. Oleh karena itu gaya ini disebut gaya London (disebut juga gaya dispersi) (James E. Brady, 1990).
Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (M r) dan bentuk molekul. Pada umumnya, makin banyak jumlah elektron dalam molekul, makin mudah mengalami polarisasi. Oleh karena jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul relatif, maka dapat dikatakan bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London. Misalnya, radon (Ar = 222) mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan helium (Ar = 4), 221 K untuk Rn dibandingkan dengan 4 K untuk He. Molekul yang bentuknya panj ang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan molekul yang kecil, kompak, dan simetris. Misalnya, normal pentana mempunyai titik cair dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan neopentana.
2. Gaya tarik menarik Dipol-Dipol
Molekul yang sebaran muatannya tidak simetris, bersifat polar dan mempunyai dua ujung yang berbeda muatan (dipol). Dalam zat polar, molekul­molekulnya cenderung menyusun diri dengan ujung (pol) positif berdekatan dengan ujung (pol) negatif dari molekul di dekatnya. Suatu gaya tarik-menarik yang terjadi disebut gaya tarik dipol-dipol. Gaya tarik dipol-dipol lebih kuat dibandingkan gaya dispersi (gaya London), sehingga zat polar cenderung mempunyai titik cair dan titik didih lebih tinggi dibandingkan zat nonpolar yang massa molekulnya kira-kira sama. Contohnya normal butana dan aseton (James E. Brady, 2000).
Gaya-gaya antarmolekul, yaitu gaya dispersi (gaya London) dan gaya dipol­dipol, secara kolektif disebut gaya Van der Waals. Gaya dispersi terdapat pada setiap zat, baik polar maupun nonpolar. Gaya dipol-dipol yang terdapat pada zat polar menambah gaya dispersi dalam zat itu. Dalam membandingkan zat­zat yang mempunyai massa molekul relatif (Mr) kira-kira sama, adanya gaya dipol-dipol dapat menghasilkan perbedaan sifat yang cukup nyata. Misalnya, normal butana dengan aseton. Akan tetapi dalam membandingkan zat dengan massa molekul relatif (Mr) yang berbeda jauh, gaya dispersi menjadi lebih penting. Misalnya, HCl dengan HI, HCl (momen dipol = 1,08) lebih polar dari HI (momen dipol = 0,38). Kenyataannya, HI mempunyai titik didih lebih tinggi daripada HCl. Fakta itu menunjukkan bahwa gaya Van der Waals dalam HI lebih kuat daripada HCl. Berarti, lebih polarnya HCl tidak cukup untuk mengimbangi kecenderungan peningkatan gaya dispersi akibat pertambahan massa molekul dari HI.
meningkat, sehingga gaya Van der Waals juga makin kuat. Akan tetapi, ada beberapa pengecualian seperti yang terlihat pada gambar, yaitu HF, H2O, dan NH3. Ketiga senyawa itu mempunyai titik didih yang luar biasa tinggi dibandingkan anggota lain dalam kelompoknya. Fakta itu menunjukkan adanya gaya tarik-menarik antarmolekul yang sangat kuat dalam senyawa-senyawa tersebut. Walaupun molekul HF, H2O, dan NH3 ber­sifat polar, gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik didih yang mencolok tinggi itu.
Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atas disebabkan oleh ikatan lain yang disebut ikatan hidrogen (James E. Brady, 2000). Oleh karena unsur F, O, dan N sangat elektronegatif, maka ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom H dalam senyawa-senyawa itu sangat positif. Akibatnya, atom H dari satu molekul terikat kuat pada atom unsur yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul tetangganya .
Polarizabilitas merupakan kemudahan suatu senyawa untuk merubah konformasi dari asimetris menjadi simetris atau dari non-pola menjadi polar. Hal ini dapat di aplikasikan dengan kegiatan maserasi, pada saat menambahkan pelarut yang sesuai dengan sifat senyawa yang akan di isolasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:E8wpMySDf1cJ:bebelajarkimiaasyik.blogspot.com/+&cd=12&hl=en&ct=clnk&client=firefox-b

40 komentar:

  1. Terima kasih materinya , disini saya ingin bertanya bagaimana membedakan polarizabilitas dengan gaya van der walls dengan mudah .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pertanyaannya ya..Polarizabilitas adalah kemampuan suatu senyawa nonpolar menjadi polar, sedangkan Gaya Van Deer Waalls adalah gaya antar satu molekul dengan tetangganya ya..trmksh

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Terimakasih materinya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  4. Terimakasih materinya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  5. Nurma, makasih untuk artikelmu.

    BalasHapus
  6. terimakasih, materinya sangat jelas dan menarik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, terimakasih kembali..semoga bermanfaat ya..trmksh

      Hapus
  7. terimaksih materinya sangat membantu..

    BalasHapus
  8. Terimakasih saudari nurma atas uraiannya, oh ya bisa dijelaskan lebih spesifik apa saja yang mempengaruhi polarizabilitas ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengaruh polarizabilitas di antaranya adalah penambahan pelarut atau suatu senyawa yang mangakibatkan terjadinya gaya di pol..sehingga , senyawa nonpolar dapat menjadi polar ya..trmksh

      Hapus
  9. terimakasih materi nya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  10. Terima kasih atas materinya sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
  11. Terimakasih materinya sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
  12. Terima kasih materinya sangat bagus sebagai referensi dan membantu saya memahami materi ini :)

    BalasHapus
  13. Terima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali, apakah polarisabilitas terjadi disetiap interaksi antar molekul ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pertanyaannya, Menurut saya..polarizabilitas terjadi pada senyawa yang mengalami interaksi dan terinduksi gaya Van deer walls, sehingga peristiwa momen dipol dan gaya dispersi dapat menyebabkan terjadinya polarizabilitas. Namun, tidak semua senyawa organik dapat mengalami polarizabilitas, dapat di tinjau dari Sifat molekul atau senyawanya ya..trmksh

      Hapus
  14. Terima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali, apakah polarisabilitas terjadi disetiap interaksi antar molekul ?

    BalasHapus
  15. Postingannya bermanfaat sekali. Terimakasih.

    BalasHapus
  16. Terima kasih atas pemaparannya

    BalasHapus
  17. masih bingung soal polarizabilitas bagaiman prosesnya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pertanyaannya. Polarizabilitas merupakan suatu kemampuan sebuah molekul atau senyawa nonpolar menjadi lebih polar. Hal ini dapat di sebabkan karena, penambahan pelarut ..sehingga terjadinya gaya van deer waall mengakibatkan senyawa simetris menjadi asimetris, inilah yang menyebabkan bentuk molekul berubah dan sifatnya menjadi lebih polar sungguh mungkin terjadi ya..terimakasih

      Hapus
  18. Terima kasih atas pemaparannya

    BalasHapus
  19. terima kasih atas materinya, ini sangat membantu

    BalasHapus
  20. Trimakasih atas materinya.
    Saya ingin bertanya. Polarisabilitas ini berubah menjadi gaya apa saja. Apa hanya gaya van deer waall.?

    BalasHapus
  21. Trimakasih atas materinya.
    Saya ingin bertanya. Polarisabilitas ini berubah menjadi gaya apa saja. Apa hanya gaya van deer waall.?

    BalasHapus